Crossed Vajra/Dorje Gyadram

The Crossed Vajra/double vajra dalam sansekerta disebut vishva vajra artinya universal vajra /salib vajra. Salah satu alat dharma tidak hanya terdapat di tantra timur juga dikenal di tantra tibet. di tibet disebut dorje gyadram.Tib. རྡོ་ རྗེ་ རྒྱ་ གྲམ་.

Sebelum zaman dimulai, hanya ada kegelapan dan kehampaan yang merupakan kekosongan. Angin sepoi-sepoi muncul dari empat arah yang, seiring waktu, memenuhi Void. Kekuatannya mulai tumbuh sampai, setelah ribuan tahun berlalu, angin menyatu menjadi zat yang begitu tebal, begitu berat, begitu padat, begitu tak dapat diubah sehingga membentuk Dorje Gyatram, salib vajra yang menjadi dasar alam semesta fisik.

Juga dikenal sebagai dorje ganda (visvavajra), simbol yang kuat ini juga dikaitkan dengan Amogasiddhi (Tibet: Donyo drupa), yang merupakan buddha keluarga Karma. Namanya berarti Pencapaian yang Tak Gagal. Aktivitasnya mengubah klesha (noda, atau ketidaksempurnaan) kecemburuan. Aktivitasnya adalah salah satu yang halus dari kemelekatan yang berkurang. Dia berwarna hijau, tangan kirinya bertumpu di pangkuannya dalam mudra keseimbangan dan tangan kanannya setinggi dada dengan telapak tangan mengarah ke luar dalam gerakan “memberi perlindungan” atau “tidak takut”. Istrinya adalah Damtsig Dolma, Tara Hijau.
Salib vajra, baik vertikal atau berbentuk X, juga dianggap sebagai lambang perlindungan.
The vishvavajra, (vishwa atau vishva adalah bahasa Sansekerta untuk dunia dengan konotasi “alam semesta saat kita mengalaminya,” dan itu berarti dorje ganda a
tau dorjes yang disilangkan. Ini berarti stabilitas atau fondasi dunia fisik. Ini sering menjadi tanda digunakan sebagai segel atau stempel dan dapat ditemukan terukir atau terukir di piring di dasar patung yang melindungi dan menyimpan doa / relik di dalamnya.Ini juga merupakan lambang dewa Buddha yang pengaruhnya mendorong tekad yang tak tergoyahkan. Visva Vajra adalah simbol pelindung yang menghalau kejahatan, godaan dan penipuan dari empat penjuru, menghalau ketidaktahuan dan mengundang kebijaksanaan, meningkatkan kekuatan. Vajra ganda dipasang ke dalam Shri Yantra. Simbol yang paling kuat dan tidak bisa dihancurkan.{http://www.chinabuddhismencyclopedia.com}.

[vajra ganda (Skt. Vishva-vajra; Tib. རྡོ་ རྗེ་ རྒྱ་ གྲམ་, dorje gyadram, Wyl. Rdo rje rgya gram) atau vajra bersilangan dibentuk dari empat kepala vajra yang dipasang pada teratai yang berasal dari hub pusat menuju empat arah mata angin, dan melambangkan prinsip stabilitas absolut. Dalam deskripsi kosmografis Gunung Meru, sebuah vajra bersilangan yang sangat besar mendukung dan mendasari seluruh alam semesta fisik. Demikian pula dalam representasi mandala, vajra bersilangan yang luas berfungsi sebagai penopang atau fondasi istana mandala yang tak tergoyahkan. di sini pusat vajra dianggap berwarna biru tua dengan empat kepala diwarnai untuk mewakili empat arah- putih (Timur), kuning (Selatan), merah (Barat) dan hijau (Utara). Ini juga sesuai dengan lima elemen dan para Buddha dari lima keluarga dengan Akshobhya biru di tengahnya. Itu juga merupakan lambang dari buddha hijau di utara, Amoghasiddhi, dan melambangkan kebijaksanaannya yang serba berhasil sebagai penguasa keluarga karma aktivitas. singgasana yang ditinggikan tempat para guru duduk saat mengajar secara tradisional didekorasi di bagian depan dengan kotak brokat yang digantung yang menampilkan gambar vajra bersilangan di tengahnya, seringkali dengan empat swastika kecil di sudut-sudutnya. Lambang ini melambangkan landasan tak tergoyahkan atau realitas pencerahan Buddha]. [www.rigpawiki.org].

Semua menjadikan vajra salib suatu simbol tantra, lalu bagaimana cara memakainya ? Dipusat persilangan visualisasikan Vajrasatva dengan mantra “om pieza satou a hum pei” , dia adalah pangeran dharma dari 5 penjuru buddha. Vajra salib melambangkan suatu yang sangat luar biasa, dahsyat, kekal, sempurna, tathata lambang kedahsyatan itulah simbol vajra.

Cerita dari Mahaguru: dalam tantra timur

“saya pernah lewat didepan sebuah vihara, melihat seorang bhiksu sedang membantu orang menyembuhkan penyakit jiwa, menundukkan ” 4 mara” yaitu mara langit, mara kematian, mara penyakit dan mara kerisauan semua dapat ditaklukan vajra salib, termasuk juga orang yang sakit fisik. waktu itu orang tersebut sedang berlutut. bhiksu itu menggunakan vajra salib menyentuh punggungnya sambil menjapa mantera “om pieca satuo a hum pei” berulang- ulang kali . ini bukan tindakan medis, dia hanya memberkati dengan vajra salib. ini termasuk pengobatan spiritual non medis tidak konflik dengan hukum, beda dengan pengobatan medis, tanpa obat dan tidak melakukan gerakan apapun hanya japa mantra dan sambil menyentuh punggung dengan vajra salib. ini melambangkan vajrasatva–vajra abadi. vajra salib ini berwarna putih.

Fungsi pertama nya : sebelum menjapa visualisasi semua guru sesepuh, maha guru , semua masuk ke vajra salib, barulah vajra salib berisi kekuatan, ada dharmabala vajrasatva, welas asih bodhisatva avalokitesvara, kebijaksanaan bodhisatva Manjusri, tritunggal.Vajrasatva melambangkan dharmabala ini menjadi metode pengobatan rakyat memohon Vajrasatva masuk ke pusat persilangan vajra salib sambil japa mantera vajrasatva bisa yang panjang atau yang pendek untuk memberkati pasien agar karma penyakit disingkirkan.

fungsi kedua ditaruh dan dipuja di altar mandala sama dengan melambangkan 5 penjuru buddha tertinggi dari sekte tantra. pangeran dharma 5 penjuru buddha Vajrasatva dan 5 penjuru buddha menetap didalam vajra salib. jadi ini manfaat dipuja di altar mandala. bisa pula ditaruh di 4 penjuru rumah berfungsi sebagai simabandhana untuk semua mara langit, mara penyakit, mara kerisauan bisa disingkirkan.

vajra 3 cula biasa digunakan mengusir hantu, ada yang membedakan yg 3 ujung bertaut jadi satu itu menunjukkan dari sekte tibet ,3 ujung lepas tidak bertaut itu dari sekte tantra timur. di tibet umumnya diatas vajra acharya duduk ada canopy salib vajra simbol protection.

Leave a comment »

Ada delapan pelatihan dari Maha guru Rinpoche Padmasambava

Pertama, ada tiga pelatihan khusus:
1. Setelah berlindung pada gurunya, Anda seharusnya tidak boleh merasa sakit hati terhadapnya atau bahkan niat untuk mencemoohnya.
2. Setelah berlindung dalam yidam, Anda tidak boleh absen meditasi manunggal baik visualisasi bentuk yidam atau japa manteranya.
3. Setelah berlindung di dakini, Anda tidak boleh absen melakukan persembahan berkala.

Lima pelatihan umum tersebut adalah sebagai berikut.

1 Konsekrasi sebagai nektar,
bagian pertama dari apa pun yang Anda makan atau minum. Tawarkan untuk memvisualisasikan guru di atas kepala Anda. tawarkan visualisasi yidam di pusat hati Anda dan dakini di pusat pusar Anda. Anda harus berlatih makan dengan cara ini.

2. Ke arah mana pun Anda pergi, doakanlah guru, yidam, dan dakini. Visualisasikan guru di atas kepala Anda, Visualisasikan diri Anda sebagai yidam dan visualisasikan dakini dan pelindung dharma sebagai pendamping Anda. Latihan berjalan ini.

3. Bahkan jika sampai mengambil nyawa atau anggota tubuh Anda. Anda harus berlatih menghornati dan sayang kepada guru sebagai jantung hati Anda, yidam seperti mata Anda, dan dakini sayang seperti tubuh Anda.

4. Tidak peduli apa yang terjadi, seperti menderita penyakit, kesulitan ekonomi atau senang,dal am suka atau duka, Anda harus melatih dalam memohon kepada guru, membuat persembahan kepada yidam. dan memberikan pesta ersembahan dan torma pada dakini. Selain itu, Anda tidak boleh mengejar cara lain seperti peramal dan ritual perdukunan.

5. Mengingat kebajikan dari guru, yidam dan dakini, Anda harus berlindung lagi dan lagi, Dengan berlindung kepada guru, rintangan dibersihkan. Dengan berlindung dalam yidam, tubuh mahamudra akan tercapai. Dengan berlindung di dakini Anda akan menerima siddhi.

from the book Dakini teaching by Padmasambava

Leave a comment »

Pengalaman Saya menjapa sutra Kao wang cing.

Pengalaman Saya Menjapa Sutra Raja Agung.

Sutra Raja Agung atau Sutra Raja Agung Avalokitesvara (Kao wang kwan se im cen cing/ko ong kwan se im keng) adalah Sutra yang suka saya japa, saya berpengalaman dalam menjapanya.

Saya pribadi sangat menjunjung tinggi Sutra Raja Agung Avalokitesvara.

Seluruh ayat Sutra ini mencakup nama suci dari Buddha Bodhisattva, bahkan ada Mantra 7 Buddha Pelenyap Dosa, Para Buddha Bodhisattva di Sepuluh Penjuru dan Triloka pun terkandung di dalamnya.

Ayat Sutra sangat singkat.
Mudah dihafal.
Pahalanya luar biasa.

Di dalamnya terdapat kalimat: “Dapat melenyapkan penderitaan lahir dan mati, menghilangkan segala bahaya racun”, kedua kalimat ini sangat berguna.

Setelah saya mencapai pencerahan —
Saya membuktikan bahwa “Sesungguhnya tidak ada penderitaan lahir dan mati, sebenarnya tidak ada segala bahaya racun”.

Namun, “dapat melenyapkan penderitaan lahir dan mati, menghilangkan segala bahaya racun” sangat sesuai dengan hati manusia di dunia.

Saya sungguh-sungguh memberitahu Anda semua, lewat menjapa Sutra Raja Agung, kita dapat menyelami ‘Dhyana’ atau ‘Samadhi’.

Bagaimana caranya?

Saya beritahu Anda semua:
Ketika kita sedang menjapa ayat Sutra yang cukup singkat yang selesai dijapa beberapa menit saja, apakah setiap kata dan setiap kalimat masuk ke telinga dan disimpan di hati.

Ketika menjapa ayat Sutra, apakah terselip khayalan besar?
Apakah terselip khyalan kecil?
Apakah terselip khayalan halus?
Apakah terselip khayalan yang paling halus yang tidak mampu dikenali?
Apakah dalam waktu beberapa menit saja, tidak ada kata yang ketinggalan, seluruh ayat Sutra dijapa dengan konsentrasi penuh?

Pertanyaan saya adalah apakah Anda benar-benar dapat berkonsentrasi penuh menjapa seluruh ayat Sutra Raja Agung tanpa satu khayalan pun?

Pengalaman saya adalah, “Sulit sekali!”

Saya pernah mencoba menjapa dengan suara tinggi, menjapa dengan suara rendah, menjapa dalam hati, menjapa sambil membayangkan satu kata demi satu kata, saya menemukan bahwa saya tidak dapat melawan khayalan untuk menyelinap.

Sutra singkat yang selesai dijapa dalam waktu beberapa menit saja, justru terselipi oleh khayalan.

Sehingga saya melatih diri saya sendiri untuk segera menyadari dan segera menyingkirkan khayalan begitu khayalan tersebut muncul.

Saya mencoba fokus pada hakikat ayat Sutra.

Atau fokus pada setiap kata.

Atau fokus pada kata-kata pokok.

Atau satu kata demi satu kata dicamkan dalam hati, agar mulut menjapa setiap kata, disimpan dalam hati, tidak membiarkan khayalan menyelinap.

Belakangan, khayalan berangsur-angsur berkurang, hingga sama sekali tidak ada khayalan yang menyelinap, latihan berulang-ulang seperti ini, akhirnya baru dapat menjapa Sutra Raja Agung tanpa khayalan sama sekali.

Saya sungguh sangat menghormati Buddha Sakyamuni, sebab setelah Sang Buddha mencapai pencerahan di bawah Pohon Bodhi.

Khayalan telah tiada.

Setiap saat berada di dalam Samadhi, Samadhi ini bukan memejamkan mata, tidak bergerak sama sekali.

Melainkan, kapan pun, mengerjakan hal apapun, atau berceramah Dharma.

Semua dapat ‘fokus’.

Ini ‘sulit sekali’!

Saya pribadi dapat melatih konsentrasi dalam menjapa ‘Sutra Raja Agung’, kemudian mengubahnya menjadi konsentrasi dalam setiap tutur kata maupun perilaku.

Kemudian, membuang khayalan, khayalan tidak timbul lagi, dan memasuki lautan cahaya alam semesta.

Akasa adalah saya.
Saya membuktikan akasa.
Membangkitkan Bodhicitta.
Langsung mencapai pencerahan dan terbebaskan dari segala kerisauan!

buku ke 261

Leave a comment »

Q & A kesaktian hasil meditasi

Tanya Jawab Seputar Kesaktian dalam Samadhi

 

Tanya: “Apa saja delapan jenis sensasi dalam samadhi?”

Guru Lu jawab: “Biasanya mengacu pada ‘gerak’, ‘gatal’, ‘ringan’, ‘berat’, ‘dingin’, ‘hangat’, ‘licin’, ‘kasar’.”

Tanya: “Apa yang menyebabkannya?”

Guru Lu jawab: “Semua ini biasanya fenomena Dhyana pertama, penyebab yang saya ketahui, saat Dhyana pertama, jiwa dan raga kita bersentuhan dengan daya luar dari angkasa, delapan jenis sensasi ini disebabkan oleh pergerakan elemen tanah, air, api, dan angin.”

Tanya: “Apakah ini kesaktian?”

Guru Lu jawab: “Memang fenomena kesaktian, penjelmaan gaib seperti terbang laksana angin, seperti berubah menjadi laksana gunung, seperti kulit licin laksana berminyak, seperti kulit kayu berubah kasar, seperti dirasuki makhluk halus, dan lain sebagainya.”

Tanya: “Apa saja delapan jenis penjelmaan gaib itu?”

Guru Lu jawab: “Delapan jenis penjelmaan gaib disebut juga delapan jenis kesaktian, contohnya, bisa mengecil, diri sendiri menjadi sekecil debu, dunia juga bisa mengecil menjadi sekecil debu. Bisa membesar, diri sendiri bisa membesar, membesar hingga memenuhi angkasa, angkasa tiada batas. Bisa terbang, tubuh seperti bulu angsa. Bebas leluasa, membesar, mengecil, memanjang, memendek, berubah sesukanya. Dapat menguasai diri, menaklukkan segalanya, telekinesis, dan lain sebagainya. Dapat tiba di tempat yang sangat jauh dalam sekejap, seperti terbang, teleport, memindahkan benda, hanya lewat satu pikiran saja. Dapat membelah tubuh, dari satu menjadi banyak, juga dapat menitis. Dapat masuk ke dalam air, masuk ke dalam api tidak terbakar. Bisa menghilang dan muncul lagi. Dapat mempekerjakan makhluk halus, menebarkan kacang menjadi prajurit, mendatangkan angin dan hujan. Dan lain sebagainya.”

Tanya: “Apakah saya boleh memiliki semua ini?”

Guru Lu jawab: “Ini hanya fenomena Dhyana pertama, tidak ada gunanya! Jika melekat pada tingkatan alam seperti ini, tidak akan mencapai keberhasilan tertinggi.”

Tanya: “Guru Lu mengatakan bahwa kesaktian tidak dapat melawan daya karma?”

Guru Lu jawab: “Benar, benar.”

Tanya: “Apakah kita sebagai umat Buddha boleh belajar kesaktian?”

Guru Lu jawab: “Tidak boleh. Tujuan kita belajar Buddha adalah mencapai tingkat kebuddhaan, kesaktian itu datang dengan sendirinya. Belajar kesaktian itu jalan sesat, insan yang terbuai oleh kesaktian telah menjadi sesat, tidak ada artinya sama sekali.”

Tanya: “Guru Lu, bagaimana Anda memandang delapan jenis sensasi dan delapan jenis kesaktian?”

Demikian jawaban Guru Lu:
Jika menyadarkan insan lewat kesaktian, agar insan percaya, kemudian menuntunnya memasuki kebijaksanaan Buddha, itu masih diperkenankan.
Tidak diperkenankan menggunakan kesaktian untuk menyesatkan insan. Meraup harta, seks, popularitas, kedudukan adalah akar dari neraka.
Kesaktian juga merupakan semacam keserakahan, kemarahan, dan kebodohan.
Jangan melekat pada kesaktian.
Kesaktian juga merupakan kemelekatan ego.
Kesaktian juga merupakan rintangan, sebab melekat pada kesaktian tidak akan mengalami kemajuan, jika tidak mengalami kemajuan, maka tidak akan mencapai kebuddhaan.
Belajar kesaktian berarti telah bertolak belakang dengan tujuan utama belajar Buddha.
Dhyana pertama akan menghasilkan kesaktian.
Sampai tingkatan yang paling tinggi, kesaktian sama sekali tidak ada lagi. (Orang yang tercerahkan menyadarinya)

Saya dengan sungguh-sungguh peringatkan kalian:
Kesaktian yang sesungguhnya, digunakan untuk menyadarkan insan.
Orang sakti gadungan, ada di mana-mana.
Kesaktian tidak dapat mengalahkan daya karma. Wahai umat Buddha, utamakanlah mengikis rintangan karma!

 

buku ke 261

Sebaiknya jauhi kesaktian,lebih baik konsentrasi mengikis rintangaan karma, jika ada yang muncul dalam meditasi mengajak interaksi sebaiknya abaikan.

Leave a comment »

Bagaimana memilih Yidam ?

018 Siapa Yidam yang Harus Kita Tekuni?

Banyak orang bertanya pada saya, siapa yidam yang harus ditekuni? Saya selalu menjawab, “Yang berjodoh, dialah yidam.”
Namun, tetap banyak umat bertanya pada saya, saya terpaksa menjawab menuruti jodoh.
Saya tahu ada sebuah aliran, yaitu silsilah Norna Rinpoche, mereka mempunyai sebuah aturan:
Sadhaka pria serentak menekuni Padmasambhava.
Sadhaka wanita serentak menekuni Tara Hijau.
Ini sederhana dan jelas, tidak perlu bertanya lagi.
Saya pernah bertanya pada Gyalwa Karmapa ke-16, “Apa yang Karmapa tekuni ?”
Karmapa menjawab, “Pagi hari menekuni  Tara, malam hari menekuni Dharmapala.”
(Sederhana dan jelas)
Saya (Mahaguru Lu) menekuni sadhana apa?”
Saya boleh memberitahu Anda semua:
Pagi hari saya menekuni Tri-yidam:
Buddha Amitabha, Yaochi Jinmu, Bodhisattva Ksitigarbha.
Malam hari menekuni:
Yamantaka, Acalanatha.
(Adinata lain, saya tekuni jika perlu saja)
Yidam yang ditransmisikan di aliran kita, Zhenfo Zong, terlalu banyak, sehingga, ada Para Buddha, Bodhisattva, Vajra, Dharmapala, Dakini, dan para dewa.
Bahkan:
Guru sesepuh, misalnya:
Bodhisattva Nagarjuna, Y.A. Atisa Dipamkara, Y.A. Tsongkhapa, dan lain-lain.
Bahkan:
Wisnu.
Brahma.
Siwa.
Ganesha.
Sarasvati.
Semua yidam di atas ada yang menekuninya sebagai yidam.
Orang bertanya: “Apa itu yidam?”
Saya menjawab: “Pagi hari matahari terbit di ufuk timur, malam hari tenggelam di ufuk barat.”
Tanya: “Apa maksudnya?”
Jawab: “Meliputi alam semesta, yang berjodoh, dialah yidam.”
Tanya: “Bagaimana memilih yidam?”
Jawab: “Pertanyaan ini hanya bisa Anda jawab sendiri, yang Anda sukai, dialah yidam.”
Tanya: “Bagaimana memberikan persembahan kepada yidam?”
Jawab:
“Para Buddha – yang kita senangi.
Bodhisattva – menjalankan ikrar Bodhisattva.
Vajra – sukacita dari kekuatan.
Dharmapala – sama dengan Vajra.
Dakini – yang disenangi Dakini.
Para dewa – yang disenangi para dewa.”
Tanya: “Bagaimana kontak yoga dengan yidam?”
Jawab: “Wujud terbentuk mengikuti hati, melihat yidam terlahir; memahami dan menyaksikan hati sejati, setiap pikiran sempurna dan jelas; hati saling sinkron, tiada beda; mencapai tingkatan tertinggi dari sunya dan abhava, itulah Dharma yang tak terkira.”
Tanya: “Bagaimana tahu kita telah kontak yoga?”
Jawab: “Delapan puluh empat ribu pintu paramita, setiap pintu terbuka lebar.”
(Siswa mulia, apa petuah mulia kelanjutannya, mari kita nikmati bersama!)

buku ke 267

dari pada bingung memilih yidam yang disukai bagi pemula saranku pada awalnya bisa untuk cendrung memilih yidam yang memiliki aksara nama yang sama dengan kita melambangkan jodoh,misal punya nama sheng bisa memilih yidam mahaguru, punya nama bun bisa memilih wen cuseli phusat (Manjusri Bodhisatva) dll yang memiliki kemiripan.

Leave a comment »

Bagaimana Melatih Diri

015 Bagaimana Melatih Diri

Banyak penganut Agama Buddha pemula mengerti bahwa mereka harus mulai melatih diri, tetapi , pertanyaan pertama mereka adalah, “Bagaimana melatih diri?”
Tanya: “Bagaimana melatih diri?”
Jawab: “Konsentrasi.”
Tanya: “Kemudian?”
Jawab: “Meninggalkan duniawi.”
Tanya: “Kemudian?”
Jawab: “Menyatu dengan kesadaran tertinggi.”
Tanya: “Kemudian?”
Jawab: “Membangkitkan Bodhicitta menyeberangkan insan.”

(Terhadap insan pada umumnya, saya selalu menjawab demikian. Namun, terhadap siswa yang berbakat besar, jawaban saya beda lagi.)
Tanya: “Bagaimana melatih diri?”
Jawab: “Bagaimana pun melatih diri, semua adalah khayalan.”
Tanya: “Kemudian?”
Jawab: “Lidah terpendam di mulut yang tertutup.”
Tanya: “Kemudian?”
Jawab: “Para Buddha di sepuluh penjuru duduk teratur.”
Tanya: “Kemudian?”
Jawab: “Meminjam 4 elemen utama sebagai tempat duduk untuk sementara.”
(Keempat jawaban saya ini untuk siswa berbakat besar, entah sudah mencerahi atau belum, jika belum, silakan siswa mulia mencerahi!)

Kita tahu urutan melatih diri dalam Tantra:
1. Caturprayoga.
2. Guruyoga.
3. Yidam Yoga.
4. Prana, nadi, bindu.
5. Sadhana Vajra.
6. Anuttarayoga Tantra.
7. Dzogchen.

Saya menulis sebuah gatha:
Sepuluh miliar cahaya menjadi satu cahaya.
Telah menjadi Dharmaraja agung sebanyak pasir Sungai Gangga.
Para Buddha sepuluh penjuru adalah sahabat mulia.
Meminjam Alam Saha untuk membangun mandala sementara.

Tanya: “Bagaimana melatih diri?”
Jawab: “Mengasah cermin.”
Tanya: “Setelah mengasah cermin, apa yang dilakukan selanjutnya?”
Jawab: “Segala jenis tumbuhan memiliki akar dan tunas yang berbeda-beda, begitu bertiup angin musim semi, semua bunga bermekaran.”
Tanya: “Kemudian?”
Jawab: “Tidak berdusta di hadapan orang sejati!”
Cerahilah!

buku ke 267.

Leave a comment »

Konsep melatih diri

004 Konsep Menulis Buku

Tanya: “Mahaguru Lu, bagaimana baru dapat menuliskan konsep melatih diri?”
Jawab: “Saya menuliskan pencerahan, karena diri saya benar-benar mencapai pencerahan.
Saya menuliskan yoga, karena telah mencapai keyogaan.
Saya menuliskan kerisauan telah berakhir, karena telah terbebaskan.
Saya menuliskan samadhi, karena telah mengosongkan pikiran.
Semua ini adalah pengalaman.”
Tanya: “Apa urutan melatih diri menurut Anda?”
Jawab: “Menaati Pancasila – terlahir menjadi manusia.
Menjalankan 10 kebajikan – terlahir menjadi dewa.
Membunuh 6 pencuri – mencapai tingkat Arahat.
Menekuni 12 nidana – mencapai tingkat Pratyeka.
Menjalankan sadparamita – mencapai tingkat Bodhisattva.
Delapan jalan kebenaran – mencapai tingkat Buddha.
(Diri sendiri mencapai pencerahan, mengajari makhluk lain mencapai pencerahan, dan pencerahan telah dipraktekkan dengan sempurna)”
Tanya: “Mengapa siswa Zhenfo Zong sangat beruntung?”
Jawab: “Saya sang guru yang telah lanjut usia ini, menembus trikala dan sepuluh penjuru.”
Tanya: “Mengapa ada sebagian murid masih berguru pada guru lain?”
Jawab: “Anak anjing makan makanan liar.”
Tanya: “Mengapa ia tidak mengerti Mahaguru Lu sudah lama mencapai keberhasilan?”
Jawab: “Devadatta. Angin bertiup pagar pun ambruk.”
Tanya: “Siswa meninggalkan Mahaguru Lu, apa kesan Mahaguru Lu?”
Jawab: “Siswa bagaikan air mengalir, biarkan saja!”
Tanya: “Mohon Mahaguru Lu menjelaskan Buddhadharma dengan beberapa kata yang singkat?”
Jawab: “Sunya sunya sunya.” (Sunyata dan prajna)
Tanya: “Apa kata sandi di antara langit dan bumi?”
Jawab: “Kata sandi.”
Tanya: “Mahaguru Lu! Bukankah Anda mengatakan bahwa Fu adalah “kata sandi”?”
Jawab: “Itu bentuk luar.”
Tanya: “Lalu apa bentuk dalam?”
Jawab: “Arus Dharma.” (Remang cahaya spiritual)
Tanya: “Apa yang harus kita, para insan lakukan, baru dapat terbebaskan dari hidup dan mati, serta meninggalkan tumimbal lahir?”
Jawab: “Belajar dari saya, Mahaguru Lu, menempuh jalan kebenaran seorang diri, beda dengan manusia biasa.”
Tanya: “Mohon Mahaguru Lu menulis sebait gatha untuk menjelaskan konsep Anda?”
Jawab:
「且放寬坦行將去。Melangkah pergi dengan hati yang lapang dan tenteram.
留下典藏補眾飢。Meninggalkan kitab suci untuk orang-orang yang kelaparan.
林泉之下湛湛坐。Memasuki meditasi yang mendalam di pedalaman hutan.
意如白雲任東西。Pikiran ibarat awan putih melayang bebas.」
(Para siswa, apakah mengerti konsep Mahaguru Lu, ini adalah suara hati saya)

buku ke 267

Leave a comment »

Sutra Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou)

Sebelum menekunin sutera tapeicou sebaiknya mentuntaskan baca sutera pertobatan Kao wang kwan se im cen cing 1000x terlebih dahulu. karena sutera ta peicou di katakan sutera tingkat tinggi bukan untuk pemula. pemula sebaiknya tekunin dulu sutera pertobatan.

Na Mo Jien Sou Jien Yen Kwan Se Im Pu sat 3x

Na Mo He La Ta Na To La Ye Ye
(Dengan penuh sujud aku Berlindung Kpd Tri Ratna)

Na Mo A Li Ye Po Lu Cie Ti Suo Po La Ye,
(Dengan Penuh Sujud Aku Berlindung kepada Yang Maha Sempurna)

Phu Ti Sa To Po Ye Mo He Sa To Po Ye
(Mahkluk yg Telah Mencapai Pencerahan Bodhi)

Mo He Cia Lu Ni Cia Ye,
(Mahkluk Agung Maha Welas Asih)

Aum Sa Po La Fa Yi Su Ta Na Ta Sie
(Aum Beliau yg mempunyai kekuatan kesempurnaan Dharma)

Na Mo Si Ci Li To Yi Meng A Li Ye
(Dengan sepenuh hati dan sujud aku berlindung kepada Mu)

Po Lu Cie Ti Se Fo La Ling To Po
(sumber segala kesucian)

Na Mo Na La Cin Ce
(Setulus hati aku bersujud Pada MU)

SI Li Mo He Pu Tuo Sa Mi
(Cahaya kebajikan Agung yg tiada batas)

Sa Pho Ah Tha Tou Su Peng Ah Se Yin
(Para Buddha sayup – sayup merasakannya)

Sa Po Sa To Na Mo Po Sa To
(yang memiliki semua kemuliaan kebahagiaan kemakmuran tak terkalahkan)

Na Mo Po Chie Mo Fa Te Tou
(Sumber berkah semua makhluk di seluruh penjuru alam)

Ta Che Ta Aum, Ah Po Lu Si Lu Cia Ti
(Aum beliau yang mendengarkan suara dunia mengatasi segala rintangan karma)

Cia Lo Ti, Yi Si Li Mo He Pu Ti Sa To
(Aku akan menjalankan ajaranmu sampai tercapainya pencerahan)

Sa Po Sa Po Mo La Mo La, Mo Si Mo Si
(Memberi yang baik utk semuanya di dalam berkah dan kebijaksanaan Mu)

Li To Yin Chi Lu Chi Lu
(Inti ketenangan tak terhingga laksana Dharma melepaskan kerterbatasan mengembangkan kemajuan pribadi dan menolong smua makhluk)

Chie Meng, Tu Lu Tu Lu Fa Se Ye Ti
(Berlatihlah atasi kelahiran dan kematian raih kemenangan agung gemilang)

Mo He Fa Se Ye Ti To La To La Ti Li Ni
(Bersatulah tenang jernih tajam berani pancarkan cahaya terang benderang)

Se Fo La Ye Ce La Ce La Mo Mo Fa Mo La
(Guncang guncanglah bebaskan aku dari noda bahtin)

Mu Ti Li Yi Si Yi Si Se Na Se Na
(Datang Datanglah dengar dengarlah)

Ah La Sen Fo La She Li
(Raja Dharma memutar ajaran)

Fa Sa Fa Sen Fo La Se Ye Hu Lu Hu Lu Mo La
(Kabar gembira senyum suka cita terimalah Dharma menyatu dalam hati)

Hu Lu Hu Lu Si Li Sa La Sa La
(Laksanakan Dharma tampa timbul keraguan teguh tak tergoyahkan)

Si Li SI Li Su Lu Su Lu
(Raih kemenangan tak terkalahkan bagaikan embun sejuk yang menyembuhkan)

Pu Thi Ye Pu Thi Ye Pu Tho Ye Pu Tho Ye
(Terang teranglah batin sadar sadarlah tercerahkan)

Mi Ti Li Ye Na La Cin Ce Ti Li Se Ni Na
(Beliau yg maha asih yg patut di puja laksana pedang kebenaran yg kuat dan tajam)

Pho Ye Mo Na So Ha
(kepada yang sempurna Svaha)

Si Tho Ye So Ha
(kepada yg mulia Svaha)

Mo Ho SI Tho Ye So Ha
(kepada yg maha gaib svaha)

Si to Yu Yi Se Po La ye So Ha
(Beliau yg memiliki gaib sempurna svaha)

Na La Cin Ce So Ha, Mo La Na La
(Pelindung yg maha asih svaha)

So Ha, Si La Sen A Mu Cu Ye So Ha
(Beliau yg mampu mengatasi smua kesulitan svaha, yg berwajah singa Svaha)

Sa Po Mo He Ah Si Tho Ye So Ha
(Beliau yg memiliki kegaiban agung Svaha)

Ce Ci La Ah SI to Ye So Ha
(Beliau yg memiliki kegaiban cakra svaha)

Pho To Mo Cie Si Tho Ye So Ha
(Yg memegang bunga teratai svaha)

Na La Cin Ce Pho Cia La Ye So Ha
(Pelindung yg welas dan patut di puja svaha)

Mo Po Li Sen Cie La Ye So Ha
(Resi agung yg menjalani hidup suci Svaha)

Na Mo He La Ta Na To La Ye Ye
(Dengan penuh sujud aku berlindung kepada Tri Ratna)

Na Mo Ah Li Ye Po Lu Cie Ti
(Dengan penuh sujud aku berlindung)

Suo Po La Ye So Ha
(kepada yg maha Sempurna Svaha)

Aum Si Thien Tu Man To La Pha To Ye
(Aum semoga jalan mantra ini membuahkan kegaiban kesuksesan)

So Ha
(Svaha)

 10 manfaat dari membaca Ta Pei Cou (Maha Karuna Dharani):

10 manfaat dari membaca Ta Pei Cou (Maha Karuna Dharani):
1. Dapat membuat hati kita lebih damai dan pikiran lebih jernih & terang.
Contohnya bila hati kita sedang gundah/gelisah karena tidak dapat memecahkan masalah, bacalah Ta Pei Cou dengan penuh keyakinan & ketulusan. Cobalah dan rasakan setelah pembacaan Ta Pei Cou hati kita menjadi lebih tenang dan kita akan lebih mudah menyelesaikan masalah yg kita hadapi.
2. Dapat menghilangkan segala penyakit batin.
Contohnya bila hati kita sering iri hati, serakah,terkena guna2,dsb, bacalah Ta Pei Cou dengan tulus secara terus menerus serta melimpahkannya kepada semua makhluk, maka perlahan-lahan pikiran2 buruk kita akan berubah (iri hati menjadi simpati, serakah menjadi gemar beramal) dan kita bisa sembuh dari guna2.
3. Membuat kita lebih panjang umur.
Contohnya bila kita percaya dan penuh keyakinan selalu membaca Ta Pei Cou, maka jiwa, pikiran dan hidup kita menjadi lebih tenang sehingga akhirnya kitapun hidup lebih panjang umur.
4. Wajah kita selalu memancarkan kebahagiaan sehingga rejeki lebih lancar.
Contohnya jika rajin membaca Ta Pei Cou maka kebahagiaan akan selalu menyertai kita dan pancaran wajah kita akan berseri-seri. Misalnya anda punya toko. Jika andamembuka toko dengan wajah berseri-seri, maka pelanggan/pembeli yg anda temui akan menyukai, percaya dan merasa nyaman berbelanja di tempat anda sehingga akhirnya rejeki yg datang pada diri anda menjadi lebih lancar.
5. Dapat mengurangi karma buruk yg kita perbuat di masa lampau.
Contohnya di kehidupan lampau kita sering mencuri barang milik orang lain sehingga mengakibatkan kita hidup miskin & susah. Untuk mengurangi karma buruk kita tsb, selain rajin berdana, perbanyaklah membaca Ta Pei Cou sehingga lambat laun karma buruk kita berkurang dan keberuntungan menyertai kita.
6. Dapat mengurangi hambatan.
Contohnya sewaktu kecil kita seing menyakiti/membunuh binatang karena ketidaktahuan sehingga setelah dewasa seringkali banyak hambatan dlm hidup kita. Jika tekun membaca Ta Pei Cou dengan tulus maka segala hambatan satu per satu akan sirna/berlalu dari kehidupan kita.
7. Dapat membuka Prajna (kebijaksanaan) untuk lebih mengerti Dharma.
Contohnya bila daya ingat kita kurang atau sulit untuk menghafal suatu pelajaran maka dengan membaca Ta Pei Cou daya ingatan kita akan menjadi lebih kuat sehingga tidak akan kesulitan untuk mengingat/menghafal.
8. Dapat menimbulkan Bodhicitta sehingga keyakinan kita terhadap Triratna akan menjadi lebih kokoh.
Contohnya bila kita mengalami banyak masalah dan kehilangan kepercayaan diri serta lari dari keyakinan kita maka kita akan mudah terbujuk rayuan dan akhirnya meragukan Dharma. Jika rajin membaca Ta Pei Cou maka masalah sebesar apapun tidak akan mampu menerobos benteng pertahanan keyakinan kita.
9. Dapat terhindar dari rasa ketakutan yg berlebihan dan terhindar dari segala bencana yg akan menimpa.
Contohnya jika kita takut akan kegagalan hidup, dengan membaca Ta Pei Cou kerisauan kita akan suatu masalah yg belum kita hadapi akan hilang. Jika mengalami suatu musibah/bencana (kebakaran, banjir,dll) maka kita akan terhindar dari bencana kemalangan tersebut.
10. Setelah meninggal dunia akan dijemput oleh para Buddha dan Bodhisattva ke surga (tanah suci).

Tambahan:
Dengan banyak membaca Ta Pei Cou, di atas kepala kita akan ada Dewa Pelindung (Kui Jin) yg akan melindungi kita dari segala macam mara bahaya dan kesulitan hidup. Pembacaan Ta Pei Cou disertai pemercikan air tirta akan membawa banyak manfaat bagi makhluk yg tak terlihat, terutama bagi makhluk2 yg ganas, dengan air tirta mereka tidak lagi menjadi ganas.

Bodhisattva Avalokitesvara (Kuan Yin Pu Sa) dengan tekad sucinya bersabda:
1. Kalau ada makhluk hidup yg selalu membaca “Maha Karuna Dharani” dan tidak pernah bersilat lidah, maka manfaat yg didapat akan terlahir di Surga Barat atau Surga Sukhavati.
2. Jika ada makhluk hidup dengan penuh ketulusan membaca “Maha Karuna Dharani” namun permintaannya tidak terpenuhi, maka Aku tidaklah dapat mencapai Samyak Sambodhi
3. Jika ada makhluk hidup dengan penuh ketulusan membaca “Maha Karuna Dharani” namun tidak bisa menghilangkan kekotoran batin, maka Aku tidaklah dapat mencapai Samyak Sambodhi.

Jadi memang benar jika kita rajin membaca Ta Pei Cou dengan sungguh2 akan banyak menfaat yg kita dapatkan asalkan pembacaan Ta Pei Cou ini tidak disertai dengan ego dan kemelekatan.

Leave a comment »

Sutra pertobatan Ko Ong Kwan Se Im Keng.

Mengikuti bahasa aslinya ketika disebarkan

KOO ONG KUAN SE IM KENG

Doa waktu pasang hio

Loo Hiang Ca Jiat,
Huat Kai Bong Hun,
Cu Hut Hai Hwee Sut Yau Bun,
Suei Ci Kiat Siang In
Seng ie Hong ien,
Cu Hut Hiang Cuan Sien.

Kemudian dilanjutkan pembacaan doa ini sebaiknya dibaca minimum 3x
Lam Bu Hiang ien Kai Pho Sat,Mo Hoo Sat

Mantera membersihkan mulut dari segala perkataan dosa 3x
Siu Li, Siu Li,
Mo Hoo Siu Li,
Siu Siu Li,
So Ha, 3x

Mantera membersihkan badan dari segala perbuatan dosa 3x

Siu Toli, Siu Toli,
Siu Moo Li, So Ha

Mantera menetapkan dan membersihkan tempat 3x

Lam Bu Sam Boan To, But To Lam,
AmTo Lo To Lo Tee Bwie So Ha.

Mantera mengundang 8 PHO SAT 4x

Lam Bu Kuan See Im Pho Sat Mo Hoo Sat,
Lam Bu Mie Lek Pho Sat Mo Hoo Sat,
Lam Bu Hie Kong Cong Pho Sat Mo Hoo Sat,
Lam Bu Pho Hian Pho Sat Mo Hoo Sat,
Lam Bu Kim kong Cong Pho Sat Mo Hoo Sat,
Lam Bu Biau Kiat Siang Pho Sat Mo Hoo Sat,
Lam Bu Tie Kai Ciang Pho Sat Mo Hoo Sat,
Lam Bu tee Cong Ong Pho Sat Mo Hoo Sat.

sembah sujud dulu sebanyak 9x

Sutra pembukaan/Siang Can

Bu Siang Chiem Bie Biau Huat,
Pik Chian Ban Kiap Lan Coo Gie,
Ngo kiem Kian Bun Tik Siu Tie,
Guan Kai Jie Lai Cien Siet Gie.
Lam Bu Pun Sek Kia Bo Ni Hut
Lam Bu Pun Sek Kia Bo Ni Hut
Lam Bu Pun Sek Kia Bo Ni Hut

HUT SUAT KOO ONG KUAN SEE IM KENG
sutra ini dibaca min 2x

Kuan See Iem Pho Sat ◦
Lam Bu Hut ◦ Lam Bu Huat ◦ Lam Bu Cheng ◦ Hut Kok Yu Yan ◦ Hut Huat Siang Ien ◦ Siang Lok Ngo Cing ◦ Yu Yan Hu Huat ◦
Lam Bu Mo Hoo Phoan Jiak Po Lo Bit Si Tai Sin Ciu ◦
Lam Bu Mo Hoo Phoan Jiak Po Lo Bit Si Tai Beng Ciu ◦
Lam Bu Mo Hoo Phoan Jiak Po Lo Bit Si Bu Siang Ciu ◦
Lam Bu Mo Hoo Phoan Jiak Po Lo Bit Si Bu Teng Teng Ciu ◦
Lam Bu Ceng Kong Pi Bi Hut ◦ Huat Ciong Hut ◦ Su Cu Kiong Hut ◦ Ciok Yu Ong Hut ◦ Hut Ko Si Ni Teng Ong Hut ◦ Huat Hok Hut ◦ Kim Kong Cong Sai Cu Yu Hi Hut ◦ Po Sien Hut ◦ Sien Kong Hut ◦ Yok Su Liu Lie Kong Hut ◦ Po Kong Kong Tik San Ong Hut ◦ Sien Cu Kong Tik Po Ong Hut ◦ Ko Kie Cu Hut ◦ Ji Lai Hian Kiap Chian Hut ◦ Ceng Ngo Pek Hut ◦ Ban Ngo Cien Hut ◦ Ngo Pek Hua Sien Hut ◦ Pek Ik Kiem Kong Cong Hut ◦ Thing Kong Hut Liok Hong Liok Hut ◦ Beng Hoo Tong Hong Po Kong Guat Thian Guat Biao Cun Iem Ong Hut ◦ Lam Hong Sie Kien Hua Ong Hut ◦ See Hong Co Ong Sin Tong Yam Hua Ong Hut ◦ Pak Hong Guat Tian Cheeng Ceng Hut ◦ Siang Hong Bu Sou Ceng Cien Po Sin Hut ◦ Hee Hong Sian Ceek Guat Iem Ong Hut ◦ Bu Liang Cu Hut ◦ Too Pho Hut Sek Kia Bo Ni Hut ◦ Mie Lek Hut ◦ O Che Hut ◦ O Mie Tho Hut ◦ Tiong Yang It Chiat Chiong Seng ◦ Cu Hut Sie Kai Tiong Cia ◦ Heng Cu I Te Siang ◦ Kit Cai Hie Kong Cong ◦ Cu Yu I Ci Ciong Sing ◦ Kok Leng An Wen Hiu Sit Tiu Ya Siu Ti ◦ Siem Siang Kiu Siong Chu Kheeng ◦ Leng Biat Seng See Kou ◦ Siau To Ie Tok Hai ◦ Lam Bu Tai Beng Kuan See Iem ◦ Kuan Beng Kuan See Iem ◦ Kho Beng Kuan See Iem ◦ Kai Beng Kuan See Iem ◦ Yo Ong Pho Sat ◦ Yo Siang Pho Sat ◦ Bun Cu Siu Li Pho Sat ◦ Pho Hian Pho Sat ◦ Hie Kong Cong Pho Sat ◦ Tee Cong Ong Pho Sat ◦ Cing Liang Pho Sat ◦ Ek Ban Pho Sat ◦ Pou Kong Ong Jie Lai Hoa Sien Pho Sat ◦ Liam Liam Siong Cu Kiat ◦ Chi Hut Si Cun Chi Suat Ciu Uat:
Li Po Li Po Tee, Khiu Hoo Khiu Hoo Tee, Tho Lo Ni Tee, Ni Hoo Lo Tee, Pi Li Ni Tee, Po Lo Ka Tee, Cin Leng Kian Tee, So Ha.

Cap Hong Kuan See Iem, It Chit Co Pho Sat, Si Guan Khiu Ciong Seng, Ching Bing Sut Kai Thuat, Liok Yu Pok Hok Cia, In Khin Wie Kai Suat, Tan Si Yiu In Yan, Thak Siong Kau Put Cuat, Siong King Buan Chian Phian, Liam Liam Siem Put Cuat, Hue yam Put Leng Siang, To Peng Lip Chui Chiat, Hue No Sing Huan Hi, Si Cia Phian Seng Huat, Bok Gan Chu Si Hi, Co Hut Put Bang Suat. Koo Ong Kuan See Im Ling Khiu Co Kho At

Artinya terjemahan bahasa Indonesia

Terpujilah Avalokiteshvara Bodhisattva.
Terpujilah Buddha, Terpujilah Dharma, Terpujilah Sangha.
Bagi siapa yang ingin mencapai loka Buddha, maka Buddha Dharma akan menjadi penolongnya. Jika senantiasa senang berlaku suci dan bersih dari “keakuan”, pasti dapat membantu diperolehnya Buddha Dharma.
Namo Maha Prajnaparamita adalah Mantra Yang Maha Agung.
Namo Maha Prajnaparamita adalah Mantra Yang Sempurna Pengetahuannya. Namo Maha Prajnaparamita adalah Mantra Yang Tertinggi.
Namo Maha Prajnaparamita adalah Mantra Yang Tiada Bandingnya.
Namo Cing Kuang Mi Mi Fo, Fa Cang Fo, She Ce Hou Shen Cu You Wang Fo, Fo Kao Si Mi Teng Wang Fo, Fa Hu Fo, Cin Kang Cang She Ce You Si Fo, Pao Sheng Fo, Sen Thung Fo, Yao She Lui Li Kuang Wang Fo, Phu Kuang Kung Te Shan Wang Fo, Shan Cu Kung Te Pao Wang Fo.
Tujuh Buddha Masa Lampau, Ribuan Buddha dari Bhadra Kalpa sekarang dan yang akan datang, seribu lima ratus Buddha, lima belas ribu Buddha, lima ratus Buddha Kemenangan Bunga, Seratus Juta Buddha Harta Vajra, Buddha Cahaya Tetap, Enam Buddha dari enam penjuru, yakni:
Buddha Pao Kuang Ye Tien Ye Miao Cun Yin Wang Fo dari Timur,
Buddha Shu Ken Hua Wang Fo dari Selatan,
Buddha Cao Wang Shen Thung Yen Hua Wang Fo dari Barat,
Buddha Ye Tien Ching Cing Fo dari Utara,
Buddha Wu Su Cing Cin Pao Sou Fo dari Atas,
Buddha Shan Ci Ye Yin Wang Fo dari Bawah.
Semua Buddha yang tak terhitung jumlahnya, para Buddha Permata, Buddha Sakyamuni, Buddha Maitreya, Buddha Akhsobya, Buddha Amitabha. Semua makhluk di dunia tengah, dan yang berada di Tanah Suci, yang berjalan di bumi maupun yang terang di angkasa. Melimpahi belas kasih tak terbatas kepada semua makhluk, menitahkan agar masing-masing diasuh dengan aman dan tenang, setiap siang dan malam senantiasa membina diri, dalam hati senantiasa melafalkan sutra ini. Dengan berbuat demikian, dapat memadamkan api penderitaan dari kehidupan dan kematian, serta memusnahkan segala marabahaya.
Namo Avalokiteshvara yang Maha Cemerlang,
Avalokiteshvara Bodhisattva sebagai Pengawas Yang Cemerlang,
Avalokiteshvara Bodhisattva sebagai Pelindung Maha Agung Yang Cemerlang,
Avalokiteshvara Bodhisattva sebagai Pembuka Pintu Keselamatan, Kebahagiaan yang Cemerlang.
Bodhisattva Raja Pengobatan, Bodhisattva Pengobatan Tertinggi, Manjushri Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, para Bodhisattva di Gunung Ching Liang Pao Shan, Phu Kuang Wang Ju Lai Hua Seng Phu Sa.
Terus-menerus melafalkan sutra ini, tujuh Buddha Lokadjyechtha melafal mantra ini:
Li Pho Li Pho Ti, Ciu Ho Ciu Ho Ti, Thuo Lo Ni Ti, Ni Ho Lo Ti, Pi Li NI Ti, Mo Ho Chie Ti, Cen Ling Chien Ti, Svaha.

Bagi yang lagi mempunyai masalah,ganjelan bacalah dengan tekun min 5x dipagi hari setelah mandi sebelum sarapandan min 5xsebelum tidur..

Bagi mereka yang ingin membaca kitab ini haruslah dengan badan bersih dan hati tulus dengan memasang hio sujud kepada Tuhan. Barang siapa yang membaca dengan sujud dan sunguh-sungguh hingga 1000 jurus pasti akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan.
Bagi mereka yang ingin mengamalkan kitab ini dengan mencetak 1300 buku dan dibagikan/disediakan di atas meja dalam Bio Toa Pe Kong, maka semua niatnya akan terkabul.

mantera hatinya “Om Li Po Li Po Tee, Kiu Ho Kiu Ho Tee, To Lo Ni Tee, Ni Ho Lo Tee, Pi Li Ni Tee, Mo Ho Ka Tee, Cin leng Kian Tee so ha.

Leave a comment »

Samadhi Memasuki Berbagai Alam Surga

samadhialam surga

Seseorang bertanya pada saya, “Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu, bagaimana Anda menuliskan MANIFESTASI NERAKA dan ESKALASI ALAM SURGA?”

Saya menjawab, “Empat dhyana dan delapan samadhi.”

“Apakah masuk ke neraka juga perlu samadhi?”

Saya menjawab, “Samadhi adalah kekuatan yang dahsyat.”

Tanya, “Bolehkah memohon Mahaguru memaparkan bagaimana cara melatih samadhi?”

Saya berkata, “Samadhi juga ada tahapannya, ini adalah proses melatih diri, setelah melatih diri dalam jangka waktu yang sangat panjang, bisa dengan mudah memasuki samadhi yang sangat dalam, namun, proses tahapan ini, secara garis besar dibagi menjadi:

“Tahap awal” – pikiran hanya sedikit stabil. Hanya sebentar saja, pikiran pun melayang ke tempat lain, kita perhatikan pergolakan pikiran, maka pikiran bisa ditarik kembali. Perhatikan pikiran, melayang lagi, perhatikan lagi, melayang lagi, berulang-ulang seperti itu.

(Setiap pemula mengalami gejala tahap awal yang sama, bukan termasuk kesalahan)

“Tahap lanjutan” – berulang-ulang melatih memperhatikan pikiran, pikiran yang melayang ditarik kembali, dapat mencapai 7 menit lamanya, dianggap tahap lanjutan.

“Tahap kembali” — dapat memperhatikan pikiran selama 14 menit, tingkat kestabilan meningkat, pikiran kadang-kadang melayang, namun dapat ditemukan kembali dalam waktu singkat.

“Tahap mendekati” – target fokus tidak melayang, kekuatan pemusatan pikiran telah sempurna.

“Tahap surut” –– kestabilan tingkat tinggi, namun, dikuatirkan masuk dalam kondisi mengantuk (seperti ketiduran), sehingga perlu “mawas diri”.

(Banyak sadhaka menganggap inilah samadhi yang tertinggi)

“Tahap hening” — menghasilkan kekuatan pikiran, namun, jangan terlalu bersemangat, harus mawas diri jangan menjadi terlalu bersemangat.

“Tahap paling hening” — kekuatan pikiran makin makin kuat, namun, tingkat kestabilan juga makin lama makin tinggi, tidak mengantuk, juga tidak terlalu bersemangat, pikiran sangat halus, bagaikan benang dan jarum.

(Waktu samadhi mencapai lebih dari 2 jam)

Sampai tahap ketujuh, lewat kekuatan menggerakkan pikiran, Anda bisa tiba di “alam neraka” dan “alam surga”, dapat tiba di alam neraka dan alam surga, semua karena “kekuatan pikiran”.

“Tahap fokus” — maksudnya, sadhaka hanya mengerahkan usaha yang minim, dari “tahap awal” bisa sampai “tahap paling hening” dalam sekejap, dapat duduk dalam waktu yang lebih lama, tidak mengantuk, juga tidak terlalu bersemangat.

“Tahap setara” — sedikit pun tidak menguras tenaga, dhyana yang sama sekali tidak menguras tenaga, bergerak bebas leluasa.

Dhyana pertama.

Dhyana kedua.

Dhyana ketiga.

Dhyana keempat.

Dari dhyana keempat mundur ke dhyana ketiga, dari dhyana ketiga mundur ke dhyana kedua, dari dhyana kedua mundur ke dhyana pertama, kemudian keluar dari samadhi.

Berulang-ulang seperti itu, itulah samadhi.

*

Terus terang, saya melihat makhluk halus dengan leluasa menggerakkan “kekuatan pikiran”, ke atas hingga surga tertinggi “Surga Naiva-samjñā-nāsamjñâyatana”, ke bawah hingga “tiga alam samsara”, semua dapat dicapai dengan mudah.

Saya menulis banyak buku tentang “catatan penjelajahan spiritual”, semuanya menggunakan dhyana tahap setara dan kemampuan yang bebas leluasa.

Saya beritahu siswa mulia:
Pelatihan samadhi bukan hanya milik Agama Buddha saja, Agama Dao juga menggunakan samadhi, Agama Katolik juga melatih samadhi, semua agama non Buddhis juga menekuni samadhi, oleh karena itu, samadhi adalah metode umum.

Saya memberitahu lagi Anda semua:
Samadhi dan prajna dapat menghancurkan kegelapan batin tanpa awal, dapat menghancurkan kegelapan batin sesaat, dapat menghancurkan segala kerisauan, dapat menghancurkan segala tabiat selama turun-temurun, terakhir bisa mencapai siddhi keberhasilan.

Sudah paham?

source: buku ke 193 The Sobbing of Niuchou River by Lien Sheng Rinpoche..

Leave a comment »