Archive for Mei, 2010

Lima Rhupang Buddha tertinggi di dunia

1. Spring Temple Buddha

It is the tallest statue in the world and is located in the Zhaocun township of Lushan County, Henan, China. The statue depicts Vairocana Buddha and is 128 meters high with a weight of over 1000 tonnes. It is made out of bronze and gets its name from the nearby Tianrui hot springs.

2. Laykyun Setkyar

It is the second tallest statue in the world and is situated in Khatakan Taung village in Monywa, Sagaing Division, Myanmar. Monywa lies in the heart of the Chindwin Valley and 136 km northwest of Mandalay.

The height of the statue is 116 meters. The construction of the giant statue started in 1996 and the completion ceremony took place in 21st February, 2008.

3. Ushiku Daibutsu

It is the third tallest statue in the world and is located in Ushiku, Ibaraki Prefecture, Japan. Ushiku Daibutsu is also called Ushiku Arcadia.

The statue was completed in 1995 and it stands a total of 120 meters tall, including the 10m high base and 10m high lotus platform. The statue has a elevator inside it which takes the visitors up to 85m off the ground, where an observation floor is located. It depicts Amitabha

4. Guanyin Statue

It is also known by the name Guan Yin of the South Sea of Sanya and is the fourth highest statue in the world. The statue is located in the Nanshan Culture Tourism Zone on the south coast of China’s island province of Hainan. The Guanyin Statue of Hainan has a height of 108 meters.

The statue has three sides, one facing the island and the other two face the South China Sea. It took six years to build the statue and was enshrined on 24th April 2005 and the ceremony was attended by 108 eminent monks from various Buddhist groups in Taiwan, Hong Kong, Macao and Mainland China.

Also present in the ceremony were over tens of thousands of pilgrims and monk delegations from the Theravada and Vajrayana traditions.

5. Grand Buddha at Ling Shan

It is located at the south of the Longshan Mountain near Mashan town of Wuxi in Jiangsu Province of China. It is a famous tourist attraction along with the nearby historic Xiangfu Temple, a thousand-year old Buddhism temple.

The bronze statue was commissioned in 1996 and has a height of 88 meters.

Leave a comment »

Meditasi dari Vairocana Buddha

Source :Grandmaster Lu’s Book>51_Highest Yoga tantra and Mahamudra

catatan hanya boleh di copy untuk forum/situs  True buddha sch/chen fo cung.

ini bukan pesan dari saya tapi dari yang di atas.

Bab 03: The Meditation from Vairocana

Pertama kita harus belajar postur meditasi tujuh titik, yang juga dikenal sebagai tujuh titik dari Vairocana.(seven point of Vairochana Buddha ). Postur meditasi ini berguna untuk mencapai keseimbangan dalam pikiran dan tubuh melalui postur duduk. Di India, posisi duduk untuk meditasi ini disebut sebagai posisi lotus penuh, dan kita tahu sebagai posisi kaki yang bersilangan  Seperti sering terlihat di pratima Budha, kaki-kaki dengan postur vajra, dengan kedua kaki bersilangan dan telapak menghadap ke atas. Dengan demikian ia disebut sebagai posisi vajra penuh.

Duduk dalam posisi lotus penuh membuat tubuh dan pikiran untuk tetap diam lengkap dalam  keseimbangan, menghapus pikiran kacau dan sirkulasi darah lebih lancar. Hal ini akan membuat tubuh lemas lembut dan mampu bertahan duduk. Melalui postur meditasi tujuh titik , seseorang dapat memperoleh kebijaksanaan yang paling awal. Mencapai kestabilan meditasi, dan langsung mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang.

Mengapa ia disebut tujuh poin dari Vairocana? Hal ini karena Vairocana Budha merupakan pusat Dhyani Budha dari Lima Buddha, juga dikenal sebagai Buddha Matahari yang agung (Dainichi Nyorai). Vairocana adalah pemimpin utama dari   Budha aliran esoterik, dan merupakan dewa utama dari kedua Mandala Vajradhatu  dan Mandala Garbhadhatu,  yang melambangkan sinar alam semesta.

Gambar Vairocana dalam permata, atau Mandala Vajradhatu, yang dikenal sebagai  tubuh dharmakaya dari Buddha matahari yang agung, di mana ia menampilkan Mudra kebijaksanaan. Gambar Vairocana dalam kandungan, atau Garbhadhatu, Mandala, mewakili prinsip atau alasan (dalam bahasa Jepang, Ri) aspek Dainichi, dan dikenal sebagai  (sambhogakaya ?) dari Buddha Matahari yang agung Dalam gambar ini menampilkan Vairocana Mudra Dharmadhatu (di Jepang, disebut Hokaijyo-in).

Menurut sutra, wujud dari  Buddha Vairochana dijelaskan sebagai berikut: Vairocana duduk di takhta teratai permata berkelopak delapan, ia memiliki tubuh berwarna emas, yang muncul seperti Bodhisattva duduk bersila pada teratai permata, memakai mahkota lima Budha yang tak ternilai bercat putih.  Punggungnya dipenuhi kombinasi dari lima cahaya yang berputar, kepalanya yang dikelilingi dengan awan, dan tubuhnya yang dikelilingi aura cahaya yang warna-warni  berlapis-lapis seperti dalam sorotan lampu. Dia muncul dengan bahu-panjang, dan rambut berwarna merah tua panjang, perhiasan telinga dengan anting-anting emas. Lehernya dengan lapisan perhiasan dari perhiasan yang berharga seperti jewels, jade dan kalung mutiara biru dan karangan bunga yang tergantung kebawah menyentuh lutut. Lengan-Nya dihiasi dengan perhiasan mutiara dan jade armlets, dan pergelangan tangan yang dihiasi dengan gelang emas, yang  juga dipakai pada lengan atas. Kedua tangan diletakkan bersama-sama, telapak tangan menghadap ke atas, dengan telapak tangan kiri menutup telapak kanan dengan jempol di masing-masing tangan saling menyentuh, ditempatkan di bawah pusar dan menampilkan wujud memasuki penyerapan. Dia  berpakaian tipis,  pakaian surgawi putih, yang memakai rok yang terbuat dari  kain  yang berbeda seperti brokat biru dan sutra, dan pada pinggangnya di bungkus dengan sabuk ikat pinggang berwarna hijau.

Menuju ke dalam , kebajikan dari Vairocana Buddha menerangi semua alam dharma yang tak terhingga,

Menuju ke luar  mereka menyinari semua mahluk tanpa rintangan. Pahala ini terdiri dari semua kebajikan sebagai keseluruhan yang lengkap, dan tetap dalam kondisi stabil dan tidak berubah. Mereka juga mewujudkan fikiran dari semua mahluk dan semua Buddhas, dimana sinar tersebut terwujud dimana-mana. Ini adalah sinar dari Tathagata yang menyinari semua alam dharma dalam ketenangan.

Vairocana tidak pernah terlihat dalam sikap berdiri, tetapi hanya dalam posisi duduk. Membawa ini lebih bermakna, karena ia adalah tokoh sentral dari Dhyani Buddhas dan foto menunjukkan dia memasuki profoundly deep meditasi. Dengan demikian, ajaran Mahamudra diawali dengan sikap meditasi dari Vairocana, di mana kaki yang bersilang vajra sikap posisi lotus penuh, dengan kedua telapak dari kaki menghadap ke atas.

Beberapa orang yang memiliki kaki yang pendek atau yang kaku sendi yang mungkin tidak mungkin untuk menyilangkan kaki mereka untuk mencapai posisi lotus penuh. Namun, mereka harus setidaknya mereka berusaha untuk menyesuaikan kedua telapak kaki menghadap ke wajah mereka ke atas dan tarik kaki ke arah badan untuk mencapai suatu sikap seimbang.

Tangan membentuk Mudra Dharmadhatu dengan telapak tangan menghadap ke atas, beristirahat di bawah titik pusar, dengan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri dan jempol saling menyentuh sedikit. Atau alternatip lain membentuk Mudra dengan ujung jari tengah menyentuh satu sama lain dan jempol merapat ke bawah jari telunjuk, dan memelihara Mudra ini secara konsisten. Kita dapat menggunakan salah satu dari kedua mudras.

Jauhkan dada sedikit bergerak ke atas dan bahu ke belakang. Dagu sedikit menekuk kedalam, seperti seorang prajurit yang akan menaikkan dada dan menekukkan dagunya dalam latihan penghormatan.

Tekan lidah dengan lembut terhadap atas langit-langit. Ini merupakan hal yang sangat penting, seperti praktisi tao memanggil jembatan antara langit dan bumi atau membangun istana langit. Ketika para hewan tidur panjang (hibernasi), lidah mereka istirahat dalam posisi keatas menyentuh langit-langit. Ketika seorang praktisi berkeinginan belajar praktik Mahamudra, dia tidak akan dapat benar-benar masuk ke dalam ketenangan jika lidah itu tidak menyentuh atas langit-langit. Di India, perbuatan yang menekan lidah terhadap atas langit-langit disebut Khechari. Hal ini tidak dilakukan hanya dengan menyentuh di atas atap langit-langit dengan lidah, tetapi juga melipatkan lidah mundur ke dalam sehingga mencapai jauh ke dalam tenggorokan (slipping di belakang nasoparynx) dan menekan baik hingga nasal membuka. Dengan cara ini, seseorang dapat mencapai keseimbangan antara tubuh dan pikiran, untuk gangguan aliran nafas adalah ditenangkan. Dengan cara ini dapat hidup lama, dan inti kehidupan seseorang dapat disimpan tanpa kebocoran. Yang menekan dari lidah terhadap atas langit-langit membutuhkan tekukan lidah seperti kaitan ke kaitan terhadap inti lubang hidung. Praktisi tao memandang lidah  sebagai jembatan  antara jiwa atau roh, yang bersemayam di kepala, dan yang dihati dan tubuh seseorang.

Berikutnya petunjuk dari  meditasi Vairocana sambil memandang obyek. Kebanyakan praktisi dari Mahamudra dapat duduk bersila dalam sikap lotus penuh, dengan posisi tangan di bawah pusar (istirahat dalam pangkuan), angkat dada, lalu tekan lidah terhadap atas langit-langit, namun pikiran mereka mungkin masih mengembara, menghasilkan pemikiran yang mengkhayal. Dengan demikian, apabila kita ingin menenangkan pikiran, kita harus memulai dengan fokus pada satu titik. Pelatihan dimulai dengan orang yang mengambil obyek, menempatkannya dalam lima setengah kaki (1,65 meter) dan dari mereka melihat, dan berkonsentrasi melihat dengan tatapan tanpa ragu-ragu. seseorang harus sanggup menatap dalam  waktu yang cukup lama , dan sekali  focus itu terbentuk,  pikiran akan stabil. Atau Jika tidak, maka pikiran masih akan terus mengembara.ketika pikiran tidak terusir, tatapan mata yang tidak bersemangat membuat orang kelihatan tolol. Oleh karena itu, kita harus memulai dengan pelatihan pikiran untuk fokus pada satu titik, karena itu merupakan kunci untuk menstabilkan pikiran.

Yang pertama dari lima silsilah Buddha dari Tantrayana adalah Tathagata silsilah, juga dikenal sebagai silsilah Budha. Pemimpin Budha dari Budha adalah silsilah dari Vairocana Budha. Ibu dari garis keturunan Tathagata adalah Bodhisattva Budha Eye (Locana). The King of the Light Tathagata adalah keturunan Vijayosnisa. Salah satunya tampil dalam Wujud murka sebagai dharmapala adalah Acala (Putung ming wang). Pasangan Yab Yum dari Tathagata Lineage adalah Aparajitavidyarajni. Hati Tathagata silsilah banyak menyimpan mantras rahasia. Ini merupakan divisi dari garis keturunan Buddha , juga mencakup banyak retinues mereka. Ketika kita mulai praktik Mahamudra, kita harus terlebih dahulu mempelajari meditasi sikap dari Vairocana sehingga kita dapat memperoleh akses energi ke dalam garis silsilah Budha Vairocana dan mencapai Buddhahood dalam tubuh sekarang.

Penting untuk mengetahui/memahami bahwa duduk bersila posisi lotus penuh  tersebut dimaksudkan untuk memanfaatkan sirkulasi xiaxing chi (bergerak ke bawah energi yang mencakup area dari pusar ke kaki), dan bukan diambil untuk alasan biar enak dilihat. Tetapi ini adalah posisi yang membuat energi lancar bersirkulasi naik turun dengan lembut.

Letakkan tangan merata [pada pangkuan], dengan ujung dari jari tengah saling menyentuh  satu sama lain, dan menjaga jempol sedikit lebih rendah dari jari telunjuk. Hal ini akan membuat tubuh dan pikiran dalam keseimbangan sempurna, dan menjaga suhu tubuh, dengan sirkulasi chi dan darah untuk tetap dalam keseimbangan yang baik.

Dengan meningkatkan dada dan dagu tekuk ke dalam, Roh dan energi beredar mengalir di seluruh tubuh tanpa hambatan. Jika kita tidak menegapkan dada kami dan menekukkan dagu, ketidakcukupan dari chi dan energi roh sejati akan mengakibatkan jatuh tertidur selama latihan. Ada banyak alas an mengapa mereka tertidur setelah memasuki meditasi. Ini semua disebabkan oleh dada tidak ditegapkan dan dagu tidak melipat ke dalam, sehingga dalam posisi ketiadaan spirit dan energi. Terlalu banyak santai akan mengakibatkan jatuh tertidur.

Bila lidah ditekan terhadap atas langit-langit, ia memungkinkan shangxing chi (arus angin atas, atau  Udana dalam sanskrit) untuk berpindah ke bawah, dan xiaxing chi (arus angin bawah atau Apana dalam sanskrit) untuk berpindah ke atas. Kedua energi arus akan saling memelihara satu sama lain melalui metode ini. Ini penting akan lebih dijelaskan dalam bab ke empat.

Aksi menatap satu obyek,  yang juga merupakan metode mengumpulkan energi Roh ke dalam Tianxin Lokasi [dahi, duduk di posisi mata spiritual], adalah suatu usaha latihan utama dalam Meditasi menuju jalan bercahaya, dan membantu untuk memfokuskan pikiran pada satu titik. Dengan ini fokus pikiran, seseorang dapat memasuki/terserap kedalam meditasi. Kita dapat menempatkan vajra atau dorje sejauh sekitar lima setengah kaki (1,65 meter) dari pandangan kita dan terus menatapnya. Vajra yang merupakan benda berharga dalam upacara Tantric melambangkan tak terhancurkan. Apabila kita melihat vajra, kita harus menghormati itu seolah-olah ia adalah tablet kumala yang memanjang dari Kaisar Cina . Ini akan membuat meditasi lebih bermakna dan nyata.

Vairocana, Tathagata Matahari yang Agung, setelah menguraikan dharma di tempat tinggal Mahesvara. Tathagata yang saat itu telah muncul dalam tubuh emas, dengan rambut menumpuk di atas kepalanya, membentuk jambul (sanskrit: ushnisha) yang kelihatan seperti mahkota dengan Lima Buddhas duduk di atasnya. Tathagata yang telah memancarkan sinar banyak warna, dan berjubah sutra seperti jubah putih sempurna. Ini adalah tanda mencapai pencerahan sempurna Suddhavasa di Surga. Beberapa orang menganggap bahwa Vairocana, Tathagata Matahari yang Agung, adalah Dewa Matahari. Namun, saya merasa bahwa saat Great Tathagata matahari ini identik dengan matahari itu sendiri, yang merubah kegelapan menjadi terang , cahaya matahari membagi dunia ke dalam siang dan malam, dan ada tempat di mana sinar matahari tidak dapat dijangkau. Dengan demikian, kata besar/agung yang ditambahkan ke kata Matahari  untuk menandakan bahwa terang Buddha adalah sepenuhnya adalah sinar kebijaksanaan dari Great Tathagata Matahari bersinar sepenuhnya untuk menenangkan seluruh semua alam dharma.

Saya akan membuka rahasia kepada Anda, para pembaca. Ketika Vairocana saat itu berada di tempat tinggal Mahesvara dan memberikan dharmatalk, di antara para penonton ada salah satu Kumara yang bernama Padmakumara.

Padmakumara merangkapkan kedua telapaknya didada dan memberi hormat kepada Buddha, Mengapa Tathagata selalu terlihat dalam posisi duduk, dan bukan berdiri ?

Duduk adalah untuk mematuhi ketenangan dalam alam dharma yang agung, dan saya menggunakan postur tujuh poin ke posisi duduk berfungsi sepenuhnya untuk memberi instruksi kepada semua mahluk makhluk.

Bagaimana instruksi ini diajarkan? Padmakumara bertanya.

Melalui Mahamudra yang konstan dan tak dapat dirusak, yang menharmoniskan tubuh dan pikiran.

Pertanyaan-pertanyaan Padmakumaras menggerakkan serangkaian acara yang akan berhasil di masa depan jauh di mana saya, sebagai Padmakumara, akan menyeberangkan semua mahluk makhluk. Saya menerima surat keputusan dari Vairocana dan datang kedunia sebagai manifestasi dari Padmakumara menyampaikan Mahamudra. Ini adalah riwayatnya, dan acara itu sendiri adalah sebuah rahasia langit yang tidak misterius maupun dibuat-buat. Semuanya memiliki pola dan tujuan.

Mahamudra adalah meliputi segalanya tetapi sederhana. Seseorang harus memulai dari postur meditasi tujuh titik Vairocana , menyeimbangkan dan mengontrol fungsi chi dan meridians. Melalui posisi lotus penuh, dan Mudra meditasi, yang membuat dada ditegapkan dan menekuk sedikit dagu menekan lidah ke langit-langit , menatap satu obyek, seseorang akan menharmoniskan tubuh dan pikirannya. Hanya latihan ini yang akan membentuk dasar-dasar pelatihan ini yang merupakan prasyarat untuk seseorang dapat mulai praktik membersihkan hati mencapai kesucian dan realisasi kesempurnaan. Sebelum dapat tiba di tahap non-meditasi dan tahap non-pencapaian seseorang harus memulai persiapan awal dengan meditasi 7 point of vairochana dan mencapainya.

Mahamudra itu melibatkan praktik napas/angin, saluran dan tetes. Merupakan pendekatan untuk mencapai keBuddhaan dalam tubuh sekarang, dan bukan merupakan beberapa doktrin kosong sebagai teori yang tidak ada bukti. Itu mengharuskan seseorang untuk praktek, usaha keras dan bersadhana untuk mencapai respons spiritual yang sebenarnya, dimana dia akan mengetahui bahwa Aku, Sheng-yen Lu, tidak mengarang cerita kosong, apa yang sedang dikatakan di sini adalah benar-benar dapat terjadi dan terbukti kebenarannya.

Leave a comment »

Satu Lagi Solusi Penyembuhan Penyakit

MELEWATI API MENGGUNAKAN KERTAS PENYEMBUHAN PENYAKIT

Diwariskan secara langsung oleh Mahaguru Liansheng

Di sampaikan oleh Vajra Master Lian Ji

Bila tidak enak badan, berdiri di depan pintu utama rumah sambil membawa tiga batang dupa serta menghadap ke arah keberuntungan bagi shio masing-masing.

Memohon kuasa dan campur tangan Para Buddha maupun para Suciwan , supaya penyakit dan rasa sakit dilebur ke angkasa sunya, demikian juga dengan semua rintangan dan bencana.

dimulai dengan

1. Kertas Tujuh Buddha, (qi fo jin zhi )  Manusia pada umumnya mempunyai karma warana bawaan yang datang dari avidya, karma warana ini akan menjadi berbagai rintangan dalam kehidupan kita, sehingga usaha positip apapun yang kita lakukan selalu mendapat halangan. untuk itu kertas ini dipakai.Kertas ini sebaiknya dibacakan dengan dharani Ta Pei Cou atau Maha Karuna Dharani 7 kali.

2. Kertas Ru Yi,(ru yi jin zhi) bermanfaat memperlancar segala usaha duniawi terutama usaha bisnis agar dapat mencapai hasil optimal sesuai kehendak kita, biasanya dibacakan mantera Cin Mu ” Om Cinmu Siti Hum”

3. kertas Wang sen/Penyeberangan Arwah dibacakan ” Om haha ha wei san mo ye soha” berguna untuk menghapus karma buruk masa lalu dosa pembunuhan, menolong para leluhur terlepas dari alam penderitaan dan mendapat manfaatnya. juga agar pelaksanaan usahanya berkembang, badan jasmani dan rohani sehat semua masalah dapat teratasi.

, 4.Kertas Rezeki 4 penjuru berguna untuk menambah/mengobati Thutikung yang lagi lemah powernya/sakit

, 5. Kertas penyembuhan (chu ji jin zhi) untuk tolak Bala dan Penyakit, manusia pada umumnya tidak luput dari penderitaan sakit yang amat mengganggu kehidupan sehari-hari, kertas ini membantu mengikis karma buruk penderita penyakit serta mengembalikan kesehatan kita.

semua kertas di bakar- perabukan untuk Para Makhluk Suci. Kertas Penyembuhan juga diambil secukupnya untuk dibakar di atas lantai dan dilangkahi tiga kali (bolak balik dihitung satu kali, dan membalik tubuh harus balik kanan – sesuai arah jarum jam).

Maka penyakit akan segera membaik, ini yang diwariskan oleh Mahaguru. Hari ini kita semua berjodoh, metode ini bisa membantu banyak orang, yang paling utama adalah kita harus berterima kasih pada Guru.

Leave a comment »

Meditasi Anapanasati

by Gm Lien sen
dari majalah Cen fo indonesia nov-des. 2003

Pada umumnya setiap umat Buddha pasti mengenal apa itu Anapanasati.
Yaitu suatu metode meditasi yang sangat sederhana dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa ada pantangan atau larangan tertentu.
Namun karena terlalu sederhana kita jangan meremehkan metode ini. Banyak sekali rumus-rumus inti yang harus diperhatikan dalam metode ini dan semua itu kita bahas dengan lebih rinci dan mendalam.
Dibawah ini saya akan perjelaskan satu persatu rumus inti tersebut,setelah itu saya harap anda bisa mengerti dengan sendirinya. Contohnya, metode meditasi dengan obyek benda-benda kotor dan obyek tulang belulang adalah suatu metode yang sangat rumit.

Maksud saya agar jangan meremehkan merode anasanapati bukan tanpa sebab. Ketika sang Buddha memberikan pelajaran kepada siswa-siswanya, beliau berpesan bahwa setelah mengerti metode Anapanasati, hendaknyak ita kembali kedalam goa atau dibawah pohon tempat meditasi masing-masing untuk mempraktekkan metode ini. Dengan metode ini, tidak sedikit siswa sang Buddha ketika itu berhasil mencapai tingkat Arahat.
Jadi metode ini diperuntukkan untuk umat awam untuk mencapai penerangan sempurna, jangan sekali-sekali memandang remeh dan tidak menjalankannya.

Rumus inti pertama dari metode Anapanasati adalah

Ketenangan jiwa raga

Ini dapat dicapai dengan mengatur atau mengusahakan menghitung keluar masuknya udara dari hidung. Ketika menjelaskan metode meditasi tantrayana saya pernah menekankan pentingnya tarikan napas halus, pelan dan panjang ini dapat membawa kita pada kondisi batin yang tenang secara jiwa dan raga dan selanjutnya akan membawa kita ke dalam jhana baik lahir maupun bathin.
Bila yang terjadi sebaliknya yakni tarikan napas yang kasar dan tergesa-gesa dan pendek maka itu pertanda kita sedang dalam kondisi sakit , marah , lelah . ketakutan dan tidak stabil.
Tarikan napas yang halus , pelan dan panjang dapat membawa ktia pada kondisi batin yang tenang secara jiwa dan raga sedangkan tarikan napas yang kasar, cepat dan pendek akan mengakibatkan kita berada dalam kondisi abnormal baik jiwa maupun raga.

Begitu kita mempraktekkan metode anapanasati, kita kan segera merasakan, bila kita tidak memperhatikannya maka kita tidak akan pernah tahu panjang –pendeknya napas kita, tetapi dengan mempraktekkannya kita menjadi tahu napas kita sebenarnya ada yang panjang dan ada juga yang pendek.
Nah tugas kita adalah mengatur dan menjaga keseimbangan antara napas yang panjang dan pendek itu. Dengan terjaganya keseimbangan antara napas panjang dan napas pendek, kita menjadi mengenal lebih dalam dan lebih rinci pada pernapasan kita sendiri.
Yang pertama-tama yang harus dikenali begitu mempraktekkan Anapanasati adalah :
Apa itu napas panjang (pernapasan lengkap)?
Apa itu napas pendek (napas yang tergesa-gesa) ?
Apa itu napas yang alamiah ?
Bagai mana cara kita mengatur napas agar kita dapat memasuki meditasi ?

Sang Buddha memperkenalkan 3 macam pernapasan.

1. Pernapasan lengkap (pernapasan panjang).

Andaikan ada sebuah jarak antara hidung dan empat jari dibawah pusar (tan thien).

Posisi hidung di atas dan tanthien di bawah. Setiap napas yang kita hirup, masuk melalui hidung dan diteruskan sampai tan thien. Dan napas yang kita buang dimulai dan tanthien hingga ke atas keluar melalui kedua lubang hidung.

2. Pernapasan Alamiah (pernapasan biasa)

Napas ditarik dari kedua lubang hidung dan masuk kedalam paru-paru, lalu napas yang dibuang juga mulai dari paru-paru dan dihembuskan keluar dari kedua lubang hidung.

Anda sama sekali tidak perlu mencoba untuk merasakannya, karena semua itu berlangsung secara otomatis tanpa dapat kita rasakan.

3. Pernapasan pendek (pernapasan yang tergesa-gesa). Pernapasan ini hanya berlangsung dalam jarak antara hidung dan mulut saja. Ini merupakan gejala pada mereka yang menderita penyakit asma (sesak napas).

Sang Buddha pernah berkata : Dengan pernapasan panjang, tubuh kita akan menjadi lemas lalu memasuki suasana tenang dan damai.

Dengan pernapasan pendek, tubuh kita akan menjadi kaku, kasar dan diikuti perasaan gelisah.

Ketika berada dalam Samadhi, kita akan merasakan sebuah rahasia bahwa pernapasan-pernapasan itulah yang selama ini menguasai seluruh organ tubuh kita. Oleh karena itu kita harus segera melatih cara bernapas kita diselaraskan dengan ketiga macam pernapasan tersebut diatas.

Tujuan nya adalah untuk melacak sebab-sebab dibalik sebuah pernapasan dan juga untuk mengetahui pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh sebuah pernapasan. Diharapkan dengan cara menutup kedua belah mata saja, maka dalam sekejap pernapasan-pernapasan kita segera akan menjadi selaras dan rata.

Untuk memperaktekkan pernapasan panjang dibutuhkan 2 cara sebagai berikut.

  1. Pikiran yang bergerak mengikuti jalannya pernapasan, artinya pikiran dan hati kita bergerak seiring dengan bergerak dan naik turunnya napas kita. Pikiran dan napas menjadi satu, sehingga pikiran adalah napas kita begitu juga dengan napas adalah pikiran kita.
  2. Perhatian dipusatkan pada ujung hidung, dengan memandang ujung hidung kita. Sendiri. Perhatian di pusatkan ke ujung hidung, maka perhatian hidung juga dipusatkan ke pikiran/hati selanjutnya pikiran dipusatkan pada keluar masuknya nudara.

Yang paling perlu diperhatikan disini adalah memperhatikan dan menjaga lubang hidung agar dapat mengetahui dan menyadari adanya udara yang keluar masuk dari lubang hidung.

Metode cara yang pertama adalah mengikuti jalannya pernapasan, sedangkan yang kedua adalah menjaga dan memperhatikan keluar masuknya udara dalam pernapasan kita.

Baik cara pertama dan kedua harus sama-sama menjaga keseimbangan antara udara yang keluar dan udara yang masuk harus sama panjang tarikannya sama rata, sama halus dan sama lambatnya, semua itu harus diperhatikan satu persatu.

Mereka yang pertama kali belajar metode ini biasanya akan segera kehilangan konsentrasi dan kesadaran tidak lama setelah memperaktekkannya, pikiran akan melayang-layang entah kemana. Pada saat itu lakukanlah pernapasan sedikit keras, itu tidak apa-apa karena dengan demikian perhatian dan konsentrasi kita akan kembali dipusatkan. Dan itu adalah salah satu cara untuk mengembalikan konsentrasi yang terpecah.

Seorang sadhaka setelah berhasil mengatur keluar masuknya udara dalam pernapasan

Sampai terasa halus , pelan dan panjang. Pernapasan itu sangat rata dengan panjang dan pendek yang sebanding. Maka dapat dikatakan dia telah mencapai keberhasilan tahap pertama dalam memperaktekkan metode anapanasati.

posisi telapak tangan kiri di atas telapak tangan kanan untuk pria sedangkan wanita posisi telapak tangan kanan di atas tangan kiri.

Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah masalah konsentrasi.

Konsentrasi itu diperlukan baik untuk cara pertama yaitu “mengikuti” dan juga cara kedua yaitu “menjaga” kedua lubang hidung. Kedua cara ini sama baiknya yang penting harus diperhatikan adalah menjaga konsentrasi. Yang harus dicapai baik dengan cara mengikuti maupun cara menjaga adalah :

Apakah keluar masuknya udara masih kasar ?

Apakah keluar masuknya udara sudah halus ?

Menyadari adanya udara yang masuk juga sadar akan udara yang keluar ?

Jangan meremehkan kedua cara tersebut di atas. Dengan praktek secara continue lama-kelamaan sebuah perasaan akan timbul.

Perasaan ini adalah salah satu dari “delapan perasaan tubuh” yang terdiri dari perasaan-perasaan bergetar, gatal, ringan, berat , dingin, hangat , kasar dan licin. Sebagaimana pernah saya singgung di awal tulisan dalam menghadapi delapan perasaan tubuh ini boleh saja kita memberikan reaksi yang sepantasnya. Selain 8 perasaan tubuh tersebut, mungkin juga timbul perasaan-perasaan sengsara, menderita atau juga perasaan nikmat dan nyaman, rasa kantuk, kepala merunduk, tertidur dan gejala-gejala lain bisa muncul. Selain itu perasaan-perasaan buruk yang pernah kita rasakan sehari-hari seperti marah, sebal, terhina, tak tahu malu, iri, dengki dan sebagainya juga bisa muncul. Juga khayalan, kegelisahan, penderitaan , dan kemelekatan juga bisa muncul.

Bila perasaan-perasaan itu muncul maka kita harus melepaskan semuanya, jangan melakukan apapun, jangan perdulikan apapun, tetap ikuti petunjuk menurut konsep buddhis yaitu kenali wajah asli dari perasaan-perasaan yang timbul. Semua perasaan-perasaan buruk seperti kemelekatan, ego, ngotot, angkuh dan sebagainya harus dikikis satu persatu. Semua perasaan yang timbul harus dihadapi dengan bijaksana temukan akar sebab-musababnya lalu kenali jati dirinya yang asli.

Berdasarkan pengalaman saya ketika menghadapi gangguan macam-macam perasaan tersebut, maka cara terbaik untuk mengendalikannya adalah melakukan meditasi “delapan negasi” atau “delapan tidak”

Yang dimaksud dengan delapan negasi itu adalah :

–         tidak dilahirkan

–         tidak musnah

–         tidak terputus

–         tidak kekal / anitya

–         tidak tunggal

–         tidak berbeda

–         tidak pergi

–         tidak datang.

Bila kita dapat bersikap tidak melekat dan tidak menjauhi macam-macam perasaan yang timbul dan tetap memusatkan konsentrasi dalam meditasi anapanasati tanpa terpengaruh oleh perasaan-perasaan itu, maka itu telah membuktikan bahwa kita telah mencapai tingkat kekuatan jhana yang amat tinggi.

Leave a comment »

Mengenal Peacock King (Kong Que Mingwang)

MAHAMAYURI VIDYARAJNI
孔雀明王

diterjemahkan : Lianhua Shian

Pengenalan Singkat :

Sanskrit : Mahamayuri-vidyarajni
Tibet : Rig-snags-kyi rgyal-mo rma-bya chen-mo

Baghavati Mahamayuri Vidyarajni merupakan salah satu yidam Tantra , biasanya Vidyaraja tampil dalam rupa menyeramkan, membuat orang merasa sulit mendekati. Namun Vidyaraja ini tampil dalam wujud belas kasih dan terkesan mudah didekati.

Dalam Mahamayuri Vidyarajni Sutra 《孔雀明王經》di masa hidup Sakyamuni Buddha, ada seorang biksu yang tergigit oleh ular berbisa dan tidakmampu mengatasi kesakitannya. Saat Ananda melaporkan hal ini pada Buddha, Sakyamuni Buddha membabarkan Dharani yang mampu mengusir gangguan siluman, jadi jadian, racun dan segala penyakit jahat, Dharani itu adalah Mantra Mahamayuri Vidyarajni.
Selain itu, dahulu kala, di Himalaya (Xueshan – 雪山) ada seekor Maharaja Merak yang berwarna emas. (金色大孔雀王) yang selalu melafal mantra ini dalam batin sehingga memperoleh ketenteraman. Pada suatu ketika , karena keserakahan akan kesenangan, dia pergi bermain ke gunung yang jauh bersama dengan kawanan merak betina, sehingga tidak melafal mantra ini lagi, akhirnya ia terjebak oleh perangkap yang dibuat manusia. Dalam ikatan, ia kembali ke pikiran lurusnya dan melafalkan mantra ini, akhirnya bisa terbebas dari ikatan tersebut.
Dharmadesana Sakyamuni Buddha dalam sutra ini , merupakan awal para umat mengenal Mahamayuri Vidyarajni dan Dharani tersebut.

Tubuh Mahamayuri Vidyarajni biasanya berwarna putih, mengenakan jubah tipis berwarna putih. Memakai mahkota, hiasan kepala, anting, ikat lengan dan hiasan lainnya. Duduk diatas seekor merak emas, raut wajah Nya welas asih. Berlengan empat. Wujud ini diuraikan dalam Kitab tata Cara Menggambar Mahamayuri Vidyarajni 《大孔雀明王畫像壇場儀軌》Tripitaka19‧440a

「Menggambar Baghavati Mahamayuri Vidyarajni Bodhisattva diatas tahta teratai, kepala menghadap arah timur, berwarna putih, mengenakan jubah ringan berwarna putih. Bermahkota, hiasan kepala, anting, gelang lengan dan lain lain. Mengendarai merak emas, duduk diatas padmasana putih atau bisa juga hijau, berparas belas kasih. Berlengan empat, tangan kanan pertama memegang padma, kedua membawa buah. Tangan kiri pertama membawa buah manggala, kedua membawa 3 atau 5 helai bulu merak. 」

Dalam empat macam Dharmayudham yang dibawa, Padma berarti Vasikarana (Jing Ai – 敬愛) ,Buah Ju Yuan berarti Abhicaruka (Tiao Fu – 調伏),Buah Manggala berarti Paustika (Zeng Yi – 增益),Buntut Merak berarti Santika (Xi zai – 息災) 。Padmasana putih berarti ikrar yang welas asih , sedangkan Padmasana Biru kehijauan berarti Penaklukan.
Vidyarajni ini adalah perwujudan Sakyamuni Buddha dan Vairocana Buddha.
Mengandung makna menerima dan penaklukkan.
Oleh karen itulah Beliau memiliki dua macam padmasana. Padmasana itu dinamakan Mayurasana 「Kongque zhuo – 孔雀座」

Bijaksara dalam Tantrayana mengandung makna pahala dan moral yang terkandung, dan membawa berbuahnya pahala yang tak terhingga.

Sutra Mahamayuri ada sutra Yoga (yang ini lebih umum), Mahamayuri Vidyarajni sebagai manifestasi Sakyamuni Tathagata dengan bijaksara YU merupakan salah satu aksara dalam nama Mayuri Vidyarajni.

Sedangkan burung merak sendiri memiliki kemampuan untuk memakan rumput beracun dan serangga beracun lalu mengubahnya menjadi amrta.
Burung merak juga mempunyai ciri khusus yaitu ekornya yang indah.

Kemampuannya itu digunakan sebagai perlambang bahwa Mahamayuri Vidyarajni merupakan kemampuan immanen tiap insan dalam mengenyahkan racun batin (lobha, dosa dan moha). Serta kemampuan dalam melenyapkan bibit karma buruk sampai tuntas sehingga memperoleh kesejahterahan, ketenteraman dan kebahagiaan. Inilah ikrar utama Nya.

Dalam Sutra bagian pelajaran Tantra yang mendalam, memandang adinata ini sebagai manifestasi Vairocana Tahagata, bijaksara Nya adalah VAM, sama dengan bijaksara Vairocana Tathagata. Bijaksara ini bermakna terlepas dari segala ikatan. Juga termasuk bijaksara dari unsur AIR (Varuna Deva), bermakna manfaat yang diberikan oleh Vidyarajni ini adalah bagaikan aliran air yang menyegarkan tiap insan.

Terlebih saat memohon hujan melalui penekunan Vidyarajni Mahamayuri, maka akan menempatkan bijaksara VAM ini akan diletakkan di mandala.

Dalam Garbhadhatu, Mahamayuri ada dalam urutan ke 6 di Susiddhisala (蘇悉地院南端第六位),tubuh berwarna daging,berlengan 2,tangan kanan memegang ekor merak, tangan kiri memegang padma. Duduk diatas padma merah.

Gelar TantraNya adalah Baghavativajra (Fomu Jingang – 佛母金剛)
atau
Lokapalavajra (Hu Shi JIngang – 護世金剛)


Simbol Samaya (三昧耶形) Bulu Merak (Kongque yu – 孔雀羽)

Mantra Hati Nya 「唵麼庾囉訖蘭帝娑訶」(OM MAYURAKRANTE SVAHA)

Sedangkan yang umum di Tibet adalah memiliki mata ketiga , 3 muka dan 8 lengan, duduk diatas padmasana. Tidak mengendarai merak.

Fungsi utama dalam aspek lokiya dari sadhana ini adalah :
Santika, memohon hujan atau menghentikan hujan, keselmatan proses bersalin dan lain lain.

Sadhana dan pemujaan Adinata ini paling umum di Jepang, pewaruisan Dharma Nya juga sejak masa awal, pada abad 9 M telah ada praktisi yang berhasil memperoleh siddhi dan berbagai manfaat nyata dari Mahamayuri Sadhana.

Saat Masa (平安時代) di Jepang,sejak masa Kobo Daishi (Konghai – 空海) menekankan sifat perlindungan pada negara yang ada pada Mahamayuri Vidyarajni Sutra 《孔雀明王經》, maka Mahamayuri memperoleh kedudukan istimewa dalam Tantra Timur , terlebih menjadi sangat terkenal dan tersebar luas sebagai Anuttara Mahatantra. Sampai abad 11 M, Sutra tersebut menjadi sangat terkenal sebagai pemberi manfaat pada para insan dalam meredakan bencana, menyembuhkan penyakit , memperpanjang usia, keselamatan persalinan dan lain sebagainya.

〔Narasumber〕
Mahamayuri Vidyarajnimantra Sutra 《孔雀王咒經》;
Mahamayuri Mantraraja Sutra 《大孔雀咒王經》;
Bab 2 dari 7 Kumpulan Garbhadhatu Mandala 《胎藏界七集》卷中;
Bab 2 Buku Berbagai Catatan Berbeda 《諸說不同記》卷六;
Bab 3 Catatan Pratima 《圖像抄》卷三;
Kumpulan Pencerahan dan Samadhi 《覺禪鈔》〈Bagian Sadhana Mahamayuri Vidyarajni〉。

Leave a comment »